Pesantren Al Hamdaniyah Siwalanpanji Pencetak Generasi Ulama

Pesantren Al Hamdaniyah ialah pesantren salaf yang terus bertahan dari derasnya arus pesantren modern di sekitarnya yang tak lain dan tak bukan masih merupakan pesantren keluarga tetapi dalam perjalanannya mencuat gesekan dalam mempertahankan eksistensi tiap- tiap pesantren.

Pesantren Al Hamdaniyah masih bertahan selaku pesantren tradisional di antara pesantren modern di sekitarnya.

" Pondok pesantren ini sudah banyak melahirkan ulama- ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama semacam KH Hasyim Asyari, KH AsyAd Samsul Arifin, KH Ridwan Abdullah pencipta lambang Nahdlatul Ulama, KH Alwi Abdul Aziz, KH Wahid Hasyim, KH. Cholil, KH. Nasir( Bangkalan)

KH. Wahab Hasbullah, KH. Umar( Jember), KH. Usman Angkatan laut(AL) Ishaqi, KH. Abdul Majid( Bata- bata Pamekasan), KH. Dimyati( Banten, serta lain- lain," kata Penjaga Ponpes Al- Hamdaniyah, Hasyim Fahrurozi.

Tidak hanya banyak melahirkan ulama besar, pesantren yang terletak di desa Siwalan Panji Buduran Sidoarjo itu terbilang pesantren tertua di Jawa Timur sehabis pesantren Sidogiri Pasuruan.

Pesantren yang didirikan tepatnya pada tahun 1787 Masehi oleh KH Hamdani itu hingga saat ini masih jadi catatan sejarah untuk bangsa ini." Salah satu ulama besar yang sempat menuntut ilmu agama ataupun jadi santri di pesantren ini ialah KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama.

KH Hasyim Asyari jadi santri di pesantren Al- Hamdaniyah ini hingga 5 tahun lamanya," ulas Gus Hasyim sapaan akrab Muhammad Hasyim Fahrurozi.

Demi mengenangnya, sampai sekarang, kamar pendiri Nahdlatul Ulama di pesantren Al- Hamdaniyah itu masih senantiasa terpelihara seperti sedia kala.

"Kamar KH Hasyim Asyari ini memang sengaja tidak dipugar, supaya jadi pelajaran penting untuk santri kalau buat jadi tokoh besar tidak wajib dengan sarana elegan," tegas Gus Hasyim.

Tidak cuma jadi santri, lanjut Gus Hasyim, apalagi KH Hasyim Asyari pula sempat dinaikan jadi menantu oleh Kiai Ya’ qub, penjaga pesantren waktu itu.

" Sayangnya, perkawinan itu tidak berlangsung lama. Sebab nyai Khodijah, istri KH Hasyim Asyari meninggal lebih dulu di Makkah, dikala tengah memiliki, serta jenazah nyai Khodijah disemayamkan di Makkah," tukas Gus Hasyim.

Tempat para pejuang kemerdekaan berkumpul

Pondok Pesantren Al- Hamdaniyah didirikan semenjak tahun 1787 oleh KH Hamdani, ulama besar asal Pasuruan. Saat ini umur Ponpes Al- Hamdaniyah sudah menggapai umur 228 tahun ataupun 2 abad lebih. KH Hamdani sendiri ialah seseorang ulama generasi Rasulullah, ialah silsilah ke- 27.

“ Dahulu asalnya wilayah ini rawa serta oleh dia( KH Hamdani) berdoa memohon kepada Allah SWT, mudah- mudahan tanah yang asalnya rawah dapat jadi tanah,” ungkap Gus Hasyim Fahrur Rozi. Pondok ini masih mempunyai wujud bangunan yang masih asli serta unik.

Paling utama keunikan bangunan para santrinya. Berdinding anyaman bambu serta diberi jendela pada tiap kamarnya dan bangunan yang disangga dengan kaki- kaki beton, membuat asrama santri ini terlihat semacam rumah Joglo.

Apalagi terdapat sebagian asrama santri yang kondisinya telah memprihatinkan. Tetapi, Penjaga pondok masih mempertahankan keunikan pondok tertua di Jawa Timur ini.

Tiap asrama dipecah dalam sebagian kamar yang diisi 2 sampai 3 santri dengan ukura ruangan 2 x 3 m. Di dalam kamar kecil seperti itu, tempat para santri belajar serta beristirahrat.“ Tidak hanya mengarahkan bermacam ilmu agama, pondok ini sempat jadi saksi sejarah perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.

Jadi tempat pertemuan antara presiden Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo yang pada kesimpulannya melahirkan Laskar Hizbullah,” kata Agus Muchlis Asyari, wakil penjaga Ponpes.

Tetapi sayang, keunikan pondok ini yang pula selaku kunci sejarah serta peninggalan kebudayaan tertua belum menemukan atensi dari pemerintah ataupun pihak- pihak terpaut. Harusnya, pondok tertua semacam Ponpes Al Hamdaniyah ini dilestarikan serta dilindungi keasliannya.

Bagi riwayat, pada waktu KH. Hamdani membangun Pondok, ia mendatangkan kayu dari wilayah Cepu Jawa Tengah dengan dinaikkan perahu besar/ kapal.

Tetapi ditengah jalur perahunya rusak berhamburan. Hendak namun Allah Maha Besar, kayu- kayu tersebut berjalan sendiri melewati sungai serta menyudahi persis di depan zona Pondok.

Di Pondok ini, dahulu pula kerap terbuat pertemuan tokoh- tokoh Nasional pada Era Revolusi, antara lain merupakan Ir. Soekarno, Bung Hatta, KH. Wahab Hasbullah, KH. Wahid Hasyim, KH. Idham Cholid, Hamka, Bung Tomo, serta tokoh- tokoh besar lain.

Ada pula urutan kepengurusan Pondok merupakan selaku berikut: 

Periode II: KH. Ya’ qub serta KH. Abd Rohim( Putra dari KH Hamdani)

Periode III: KH. Hasyim Abd Rohim serta KH. Khozin Fahruddin, Periode IV: Kiai Faqih Hasyim, KH. Sholeh Hasyim, serta KH. Basuni Khozin.

Periode V: KH. Abdulloh Siddiq serta KH. Haiyi Asmu’ i. Periode

VI: KH. Rifa’ i Jufri, KH. Abd Haq, serta KH. Asmu’ i.

Periode VII: Sampai Tahun 2013 KH. Asy’ ari Asmu’ i, KH. Mastur Shomad, KH. Abd Rohim Rifa’ i, serta Agus Taufiqurrochman R.

Pertumbuhan Pesantren serta Dzurriyah K. H Hamdani

Pesantren Hamdaniyah sudah tumbuh jadi pesantren Shalaf ialah memadukan kurikulum nasional serta kurikulum pesantren dengan mendirikan lembaga pembelajaran resmi dari MI, MTs, serta MA.

Pondok ini masih mempunyai wujud bangunan yang masih asli serta unik. Paling utama keunikan bangunan para santrinya.

Berdinding anyaman bambu serta diberi jendela pada tiap kamarnya dan bangunan yang disangga dengan kaki- kaki beton, membuat asrama santri ini terlihat semacam rumah Joglo. Apalagi terdapat sebagian asrama santri yang kondisinya telah memprihatinkan.

Tetapi, Penjaga pondok masih mempertahankan keunikan pondok tertua di Jawa Timur ini.

Pondok Pesantren yang Dirintis KH Hamdany tersebut dengan Silih bergantinya Waktu serta Bergantinya Masa Dzurriyah Dia, membuat Silih bergantinya Penjaga ialah:

Periode I: KH. Hamdani

Periode II: KH. Ya’ qub serta KH. Abd Rohim( Putra dari KH Hamdani)

Periode III: KH. Hasyim Abd Rohim serta KH. Khozin Fahruddin

Periode IV: Kiai Faqih Hasyim, KH. Sholeh Hasyim, serta KH. Basuni Khozin.

Periode V: KH. Abdulloh Siddiq serta KH. Haiyi Asmu’ i.

Periode VI: KH. Rifa’ i Jufri, KH. Abd Haq, serta KH. Asmu’ i

Periode VII: Sampai Tahun 2013 KH. Asy’ ari Asmu’ i, KH. Mastur Shomad, KH. Abd Rohim Rifa’ i, serta Agus Taufiqurrochman R.

Tidak hanya Pendidikan Pesantren di Pesantren Tersebut pula meningkatkan diri dengan Pembelajaran Resmi, antara Lain

MI Faqih Hasyim

MTs Faqih Hasyim

MA Faqih Hasyim

Dzurriyah KH Hamdany yang tidak saja cuma disekitar Siwalan Panji serta Sidoarjo namun sudah menyebar ke segala Nusantara apalagi sampai ke Luar Negara, Dzurriyah Dia yang dengan Qodarulloh serta Doa dari Dia Alhamdulillah senantiasa membagikan Khasiat untuk sesama serta jadi pejuang Agama Alloh S. W. T

KH Hamdany memiliki 2 putra yang melanjutkan estafet perjuangannya serta dari masa 2 putranya ini diawali Periode Keemasan Pesantren Siwalanpanji. Dia merupakan Kyai Abdurrohim serta Kyai Yaqub.

pondok pesantren al hamdaniyah

pesantren al hamdaniyah berada di

pondok pesantren al hamdaniyah terletak di

dimanakah letak pondok pesantren al hamdaniyah

pondok pesantren al hamdaniyah berada di

pesantren al hamdaniyah didirikan pada tahun

pesantren al hamdaniyah terletak di

pondok pesantren al hamdaniyah di

sebutkan pendiri pesantren al hamdaniyah

pendiri pondok pesantren al hamdaniyah

sejarah pondok pesantren al hamdaniyah

metode pembelajaran pesantren al hamdaniyah

pendiri pesantren al hamdaniyah

lokasi pesantren al hamdaniyah terletak di

deskripsikan bentuk bangunan dari pondok pesantren al hamdaniyah

pondok pesantren al hamdaniyah berasal dari

Ada pula generasi dari kyai Abdurrohim merupakan:

Siti Rohminatun.~merendahkan Nafisah, Khoiriyyah, Abu Hasan, Mukmaroh, Kholilah

Kyai Irsyad.~ Seseorang gadis Kyai Irsyad ini yang bernama Siti Nafiah diperistri Kyai Amari serta dari Perkawinan Gadis Dia memperoleh Cucu( Putu) putra yang bernama Kyai Anas yang populer sanggup melaksanakan" hal- hal luar biasa" antara lain dapat terbang ke angkasa tetapi makam dia belum dikenal tentu tetapi disinyalir terletak di India.

Siti Mutmainnah.~ merendahkan Muniroh, Abdul Ghofur

Kyai Hasyim.~ Kyai Hasyim menikah dengan sepupunya sendiri ialah Siti Asfiyah binti Yaqub

serta dari perkawinan dianugrahi

sebagian anak antara lain Asmui, Ahmad, Faqih, Latifah, Ummi Kultsum, Ahmad Sholeh, Mahbubah, serta Rohmah.

Siti Maimunah.~ Diperistri oleh Kyai Khozin bin Khoiruddin merendahkan Afifah, Sholhah, Siti Zubaidah, Kyai Basuni, Muhsinah, Ruqoyyah.

Ada pula generasi dari Kyai Yaqub merupakan:

Thohir~ merendahkan Zainuddin, Maryam, Abdul Hadi, Marfuah, Marifah.

Siddiq~ merendahkan Nafisah, Robiah, Fatimah, Abdulloh

Siti Fatimah~ Diperistri Kyai Khozin bin Khoiruddin merendahkan cuma seseorang putra ialah KH Abbas yang jadi pendiri dari pondok pesantren Al- Khoziny Buduran- Sidoarjo( Baca Pondok Pesantren Al- Khoziny)

Aisyah~ merendahkan Masfufah, Abdulloh, Faqih, Masadah

Ruqoyyah~ merendahkan Masriah

Siti Asfiyah~ Diperistri Kyai Hasyim bin Abdurrohim kerabat sepupunya sendiri merendahkan sebagian generasi semacam sudah tersebut diatas.

Siti Khodijah~ diperistri Kyai Hasyim Asyari merendahkan Abdulloh yang wafat kala masih balita.

Abdul Muhit~ merendahkan Ahmad, Abdurrohman, Shodaqoh, Abdul Muntaqim

diantara keturunannya jadi masyarakat negeri Saudi Arabia.

Generasi yang terdapat saat ini yang mengurus bermacam Pesantren serta bermacam- macam kegiatan telah ialah generasi yang keenam bahkan ketujuh.

serta Alhamdulillah dapat Bersatu dalam Jalinan Silaturrahim yang menamakan Diri Bani Hamdani

serta Tiap tahunnya Senantiasa mengadakan Pertemuan selaku ajang Silaturrahim  


Komentar